Senin, 26 Januari 2009

Etnis Tionghwa = Tajir

Ini dia nih...di Indonesia selalu saja diidentikan bahwa etnis Tionghwa adalah tajir, dan itu buat gw adalah sebuah kebanggaan (bener ga, Cyn?? Hihihi). Namun sayangnya keidentikan itulah yang sering membuat etnis Tionghwa dikambinghitamkan, jadi...apabila ada kerusuhan selalu saja etnis Tionghwa yang jadi sasaran.

Sekarang apakah benar etnis Tionghwa tajir semua?? Gw bisa bilang enggak!! Coba deh liat perkampungan orang-orang Cina Benteng di Tangerang, orang-orang China di Ciampea, orang-orang China di Bangka, orang-orang China di Singkawang, mereka jauh dari kata tajir...mereka sederhana.

Nah...yang harus dipelajari dari orang-orang China itu adalah kemauan keras mereka untuk tetap menikmati hidup, dan pantang mengemis walau keadaan sangatlah sulit!! Suatu saat jangan kaget kalo seorang pemulung di daerah Cengkareng udah jadi pengusaha, atau seorang penjual pikulan bisa jadi konglomerat Indonesia. Budaya "hemat", seperti mengambil untung sedikit yang penting banyak yang beli, menyisihkan sedikit penghasilan untuk pengeluaran sedangkan sisanya untuk usaha, secara tidak langsung sangatlah membantu usaha mereka, jadi jangan heran kalau ada orang yang memakai baju Mickey Mouse dengan model sama tapi hanya beda warna saja... Hahahaha...

Mengapa etnis ini selalu saja menjadi korban?? Ini dia yang sangat disesalkan. Memang benar bahwa penguasa ekonomi Indonesia adalah orang-orang keturunan China, ketika perekonomian hancur yang sangat terasa dampaknya adalah orang-orang kelas bawah... Dan lagi-lagi mereka (orang-orang kelas bawah) selalu mencari jalan pintas, mereka bukanlah orang yang pantang mengemis, mereka orang-orang yang mengandalkan emosi, sehingga ketika keadaan terasa mencekik...majikanlah yang jadi sasaran...

Pesan untuk etnis Tionghwa : berbaurlah kalian semua...meleburlah menjadi satu, lupakanlah golongan kedua yang diberikan kolonial Belanda...itu sudah lewat... Janganlah menjadi pendendam...bantulah kawan-kawan untuk memahami pentingnya menikmati hidup, dan ajarilah berpantang untuk mengemis... Berbagilah dan rasakanlah bahwa damai itu indah.... Hihihihi...

(untuk anak-anak yang tinggal di kamar atas kost gw....coba jangan curang!!! Korupsi mulu kerjaanya...sial emang...nyusahin aja...)

2 komentar:

  1. bukan hanya etnis tionghoa aja meng, namun etnis pribumi juga harus dapat membaur dan menghilangkan stigma buruk yang sudah menempel di pikirannya.

    ketika stigma di kedua belah pihak telah dihilangkan baru bisa kita membaur, jangan hanya satu pihak saja yang berusaha namun yang lainnya tidak, apa gunanya?

    lagian saya sih tidak setuju ada panggilan warga turunan, untuk apa sebutan seperti itu kalau memang kita semua orang Indonesia.

    BalasHapus
  2. setuju!!! Bersatulah kawan-kawan..seperti di subur jaya... hehehe...

    BalasHapus